Letter to Remind MySelf Who I Am : To My ‘Twenties-Year-Old’ Self

To My 'Twenties-Year-Old' Self

10 Tahun, berlalu meninggalkan banyak pelajaran.

Tentang kehidupan, pilihan, konsekuensi, memiliki, dan kehilangan.

awalnya, aku pikir umur dua-puluhan adalah masa yang paling menyenangkan

perjalanan mencari jati diri, lepas dari orang tua.

bertemu dengan hal-hal yang baru.

mengerti arti baru dari hal-hal lama.

Created to Create.

To My 'Twenties-Year-Old' Self

Aku tau.. beradaptasi dengan lingkungan baru memang tidak mudah, namun dari situ kamu akan banyak belajar hal! Selalu ada hal baik yang bisa ditemukan di setiap orang yang kamu temui, bahkan teman kos sebelah yang kamu anggap menyebalkan itu.

Bukan salah siapa-siapa, bergaul tidak semenakutkan itu kok! Berada dilingkungan statis sepanjang hidupmu, kamu hanya butuh untuk membuka diri.

Ingat gak? Saat kemarin kamu terheran ada orang jual bubur ayam untuk sarapan? kan pikirmu kalau dikampung bubur ayam itu cuman dimakan oleh orang sakit.

Sekarang bagaimana? Sarapan bubur ayam samping warung kelontong jadi favorit bukan?

Perbedaan itu bukan suatu jurang pemisah, perbedaan adalah jembatan penghubung satu sama lain.

Anda saja kamu sudah paham yang aku sampaikan, mungkin sekarang di usia 30 tahun ini aku bisa lebih memaknai arti perbedaan.

To My 'Twenties-Year-Old' Self

Memiliki, adalah suatu konsep yang abstrak untuk dunia yang serba temporary ini.

Bagaimana suatu hal yang sementara bisa memiliki hal lainnya?

Memiliki adalah proses mengerti, setiap hal masing-masing mempunyai alur tersendiri.

Ada masa dimana mereka harus bersebelahan, seolah-olah menuju tujuan yang sama.

Namun ada masa juga dimana mereka harus berseberangan, menentukan jalurnya sendiri.

Memaksa hal yang bertolak belakang untuk selalu bersebelahan membutuhkan energi yang sangat luar biasa, sampai dititik dimana energi kalian habis dan akhirnya terpental. Seperti dua kutub manget yang berbeda.

Anda saja kamu sudah paham yang aku sampaikan, mungkin sekarang di usia 30 tahun ini aku bisa lebih memaknai arti kehilangan.

To My 'Twenties-Year-Old' Self

Mungkin salah satu nasehat yang bisa aku berikan kepadamu saat ini adalah “Jangan merasa kamu paling pinter” yep I know you got talent, tapi diluar sana masih banyak orang-orang yang lebih jago, compared to them.. you’re still nothing.

Perbanyak baca buku, ikut aja seminar-seminar atau workshop-workshop yang gratisan dan walapun materinya receh, aku yakin kamu pasti akan dapat sesuatu dari situ.

Mulailah belajar ber-empati kepada orang sekitarmu, cobalah latihan berbicara didepan cermin seolah-olah kamu bak Martin Luther Jr. Belajarlah mendengarkan.

Jangan cepat berpuas diri!

Anda saja kamu sudah paham yang aku sampaikan, mungkin sekarang di usia 30 tahun ini aku bisa lebih mengerti arti kepemimpinan.

To My 'Twenties-Year-Old' Self

Spoiler Alert! Bukan beranjak usia menjadi 30 tahun yang menakutkan, umur hanya sebatas angka untuk menentukan seberapa lama kamu sudah berpijak di Bumi ini. Pikirmu dulu kan “apasih ini orang-orang? umur 30 aja pada heboh sendiri-sendiri” bukan.. bukan.. bukan umur yang dihebohkan oleh orang-orang, namun realita yang kamu pikir sekarang remeh temen, menjadi realita.

Tanggung jawab yang kita anggap remeh, ketika kamu nanti mendekati umur 30 baru akan berasa, peer pressure dari teman-teman sekitar.. percayalah.. kamu mungkin akan merasakan kalau dirimu gagal dalam membangun karir hanya karena teman-teman sepantaranmu sekarang sudah mempunyai title dan gaji yang tinggi, atau sudah mempunyai usaha dengan reputasi yang gak main-main.

Tambahkan dengan tanggung jawab-tanggung jawab lainnya..

Itu sebenernya yang dihebohkan oleh orang-orang, pastikan kamu mulai sedikit memikirkannya, dan berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Anda saja kamu sudah paham yang aku sampaikan, mungkin sekarang di usia 30 tahun ini aku bisa lebih baik dalam mengambil keputusan.