- The Surprising Power of Atomic Habits
- Seperti apa sih bentuk progress itu?
- Forget About Goals! Focus on System Instead!
- A System of Atomic Habit
- Bagaimana Habit dapat Mempengaruhi Identitas Diri (dan sebaliknya)
- Bagaimana Cara Membangun Habit (4 Langkah Mudah)
- First Law : Make it Obvious
- Second Law : Make it Attractive
- Third Law : Make it Easy
- Fourth Law : Make it Satisfiying
The Surprising Power of Atomic Habits
"Aggregation of Marginal Gains" adalah istilah yang dicetuskan oleh Dave Brailsford, in a nutshell arti dari kata tersebut adalah : Melakukan improvement kecil secara bertahap dan terus menerus di beberapa aspek akan memberikan dampak yang signifikan secara keseluruhan.
Kita selalu beranggapan apabila sebuah kesuksesan yang besar membutuhkan usaha atau action yang besar juga, sampai kita melupakan hal-hal kecil yang sebenarnya bisa membantu kita untuk mencapai tujuan tersebut.
Melakukan "1% improvement" mungkin tidak terlihat signifikan, namun hal ini bisa menjadi suatu yang sangat luar biasa apabila kita selalu melakukan improvement setiap harinya dalam jangka waktu yang lama. Hal ini hanya akan terlihat ketika kita melihat kebelakang 1, 3, 5 atau 10 tahun setelahnya.
Seperti apa sih bentuk progress itu?
Bayangkan kamu mempunyai balok es yang ada di dalam ruangan ber-AC dengan suhu 18°C, lalu sedikit demi sedikit kamu menaikan suhu ruangan ke 25°C, 26°C, 27°C, 28°C sampai pada akhirnya balok es tersebut mulai meleleh ketika berada di suhu 34°C.
"Breakthru Moment" terkadang adalah hasil dari banyak action-action kecil dibekalangnya yang tidak nampak, sampai dititik tertentu hal tersebut perlahan membuahkan hasil.
Kebanyakan orang tidak tau tentang proses atau usaha yang sudah kita lakukan bertahun-tahun sebelumnya, dan ketika kita berhasil mencapai sesuatu, mereka bilang kita beruntung, sukses dalam waktu singkat, dst.
Jarak waktu antara kamu memulai usaha - sampai membuahkan hasil, di deskripsikan oleh penulis dengan istilah "Plateu of Latent Potential".
Forget About Goals! Focus on System Instead!
Jangan berfokus ke HASIL AKHIR, melainkan fokus kepada System dan Proses!
Goal adalah hasil yang kamu inginkan, sedangkan System adalah cara atau proses untuk mencapai hal tersebut!
Jika kamu seorang pengusaha, Goal kamu mungkin mempunyai perusahaan Unicorn kelas kakap! Sedangkan system yang kamu punya adalah : System untuk melakukan tes produk di market, System rekruitmen pegawai, System untuk menjalankan marketing, dsb
Permasalahan jika kamu hanya berfokus kepada (Goal) Tujuan Akhir-mu saja :
Problem 1 : Winners & Losers have the same goals
Dalam proses mencari kerja, perbedaan kandidat yang berhasil mendapatkan pekerjaan dan yang belum berhasil, diantaranya adalah dari sisi kesiapan. Apakah sudah mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan? Apakah sudah melatih materi interview, mencari tahu latar belakang perusahaan atau produk dari perusahaan tsb? dsb.
Jadi, Tujuan akhir bukanlah sesuatu yang akan kita dapat serta merta hanya karena kita menginginkannya.
Problem 2 : Achieving Goal is only a momentary change
Bayangkan ketika kamu mempunyai kamar yang berantakan, untuk membersihkan dan merapikan kamar dalam satu waktu, membutuhkan niat dan kemauan yang kuat. Sering kali kita susah untuk mengumpulkan niat tersebut karena alam bawah sadar kita secara otomatis memberitahukan ke diri kita kalau hal tersebut adalah pekerjaan yang berat.
Ketika kita hanya fokus dalam membersihkan kamar, kita hanya menyelesaikan masalah di level outcome atau hasil akhir, dan hal tersebut hanyalah sementara saja, kamar kita akan berantakan lagi kalau kita tidak disiplin dalam menjaga kebersihan.
Berbeda jika kita mempunyai sistem untuk menjaga agar kamar kita selalu bersih dan rapi setiap hari, seperti disiplin dalam menjaga kebersihan, menaruh kembali barang yang telah selesai digunakan, melipat selimut setelah bangun tidur. Melakukan hal-hal kecil tersebut tidak membutuhkan effort yang besar namun membantu kita untuk tetap mempunyai kamar yang bersih dan rapi.
Problem 3 : Goal hanya membatasi kebahagiaan kita
Asumsi sempit dari goal oriented adalah "Ketika saya sudah mencapai goal saya, saya akan bahagia" Hal ini menciptakan mindset 'Either - Or' yang dimana membuat kita menjadikan kebahagiaan adalah reward setelah kita mencapai tujuan, seolah-olah kita tidak bisa bahagia sebelum mencapai goal tersebut.
Problem 4 : Goals are at odds with long-term Progress
Masalah terakhir dari Goal-Oriented adalah menciptakan efek Yo-Yo, dimana ketika kita sudah mencapai tujuan yang kita inginkan, tidak ada hal yang memotivasi kita untuk melanjutkan kebiasaan yang sudah kita bangun. Membuat kita tidak melanjutkan hal-hal baik yang sudah kita lakukan dan investasi didalamnya.
Atlit marathon latihan setiap hari selama berbulan-bulan, namun setelah acara marathon selesai dan pelari tersebut melewati garis finish, mereka selesai berlari.
Tujuan dari menggunakan 'Goal-Oriented' adalah untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan 'System' adalah untuk menciptakan keberlanjutan. It's not about any single accomplishment! it is about the cycle of endless refinement and continuous improvement
A System of Atomic Habit
Jika kamu mempunyai masalah dalam mengubah habit, titik utama masalah bukan ada di dirimu, melainkan system yang ada disekitarmu. Habit seperti atom didalam kehidupan kita, masing-masing mempunyai kontribusi dan peran didalam kehidupan kita.
1 rutinitas kecil mungkin dirasa tidak signifikan, namun apabila rutinitas kecil ini bertemu dengan rutinitas kecil lainya akan menjadi bahan bakar yang awet untuk kita
Bagaimana Habit dapat Mempengaruhi Identitas Diri (dan sebaliknya)
Hal yang membuat kita terkadang gagal merubah kebiasaan buruk, atau tidak berhasil melanjutkan kebiasaan baik yang kita mulai, salah satunya adalah karena kita mencoba merubah hal yang salah. Ada 3 lapisan 'behavior change', dimana :
- (Bagian paling luar) Perubahan di dalam hasil akhir → Apa yang kamu hasilkan / dapatkan
- Perubahan di dalam proses → Apa yang kamu lakukan
- (Bagian paling dalam) Perubahan di dalam Identitas Diri → Apa yang kamu percayai dan yakini
Jika kamu ingin berhenti merokok, misalnya.. ketika ada teman yang mengajak untuk merokok jangan bilang "Wah sori bro, gw lagi berusahan untuk stop ngerokok'. Melainkan percaya kalau kamu bukan seorang perokok dengan bilang "Sori, saya bukan perokok, terima kasih!"
Apabila sebuah habit bertolak belakang dengan identitas diri yang kamu percayai, akan sangat susah dalam mengubah kebiasaan habit tersebut.
Sebagian besar orang, terlalu fokus merubah dari luar (Hasil) bukan dari dalam (Identitas) oleh karena itu sering kali banyak yang tidak berhasil merubah kebiasaan buruknya.
Bagaimana Cara Membangun Habit (4 Langkah Mudah)
First Law : Make it Obvious
The man who didn’t look right
“Until you make the unconscious conscious, it will direct your life and you will call it fate.” - Carl Jung
Tanpa disadari mungkin kita sudah mengerti kalau kebiasaan-kebiasaan dalam hidup kita sebagian besar berjalan secara otomatis dibawah alam sadar. Ketika sebuah cue atau petunjuk terlihat, kita akan melakukan habbit tanpa kita menyadari.
Kita bisa meningkatkan awareness kita terhadap cue atau petunjuk dengan membuat petunjuk tersebut lebih nampak dan terlihat oleh kita.
Misal kita ingin mekan sehat dan membeli buah dari supermarket, setelah sesampai dirumah kalian bisa taruh di atas meja (ketimbang dimasukan didalam kulkas) sehingga mereka terlihat oleh kita secara langsung terus-menerus. Hal ini bisa meningkatkan awareness untuk kita melakukan tujuan.
Cara Mudah Memulai Habit
Kunci untuk memulainya adalah dengan merencanakannya. Kita harus membuat rencana yang spesifik kapan dan dimana untuk melakukan sebuah kebiasaan
Misal, Saya akan melakukan {BEHAVOIUR} pada waktu {TIME} di {LOCATION}
Contoh yang sudah saya praktikan adalah: Setelah bangun tidur, saya akan melakukan ibadah pagi.
Menumpuk kebiasaan diatas kebiasaan, hal ini bisa dilakukan untuk melakukan kebiasaan secara berkelangsungan dari kebiasaan satu ke kebiasaan lainnya. misal : Setelah bangun tidur, saya akan melakukan ibadah pagi. Kemudian membuat kopi dan olahraga selama 15 menit.
Hal ini disebut dengan Habbit Stacking.
Motivation is overrated; Environment often matters more
Seorang peneliti Belanda menemukan bahwa penggunaan energi listrik sangat bergantung pada posisi meteran listrik. Rumah tangga yang memiliki meteran di ruang bawah tanah menggunakan lebih banyak energi daripada yang memiliki meteran di tempat yang terlihat, seperti lorong utama. Ini karena sifat kebiasaan kita. Melihat meteran mengingatkan kita tentang penghematan listrik.
Tidak mudah membaca buku jika rak buku berada di pojok. Tidak mudah untuk berlatih gitar jika gitar ada di lemari. Lingkungan kita sangat penting untuk mengikuti kebiasaan baik.
The secret to self-control
Kamu tidak bisa benar-benar menghapus kebiasaan buruk yang sudah kamu punyai. hal tersebut akan selalu ada. Namun, kita bisa menyembunyikan cue atau pemicu sehingga kebiasaan itu tidak akan terjadi.
Second Law : Make it Attractive
Cara membuat kebiasaan menjadi menyenangkan.
Jika kita ingin membangun kebiasaan baru, kita harus membuatnya menarik. Ketertarikan bertanggung jawab atas lonjakan dopamin yang merupakan motivasi penting untuk melakukan suatu tindakan. Para peneliti menemukan bahwa lonjakan dopamin mengontrol hampir semua yang terjadi dalam hidup kita.
Peran orang-orang disekitar kita
Seorang pria Hungaria, Laszlo Polgar, membuktikan bahwa bukan kecerdasan yang benar-benar penting tetapi pendidikan dan pelatihan. Dengan lingkungan yang tepat, seseorang bisa menjadi jenius.
Kebiasaan kita sangat dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita. Misalnya, jika Anda memiliki teman yang obesitas, ada kemungkinan 57% Anda akan menjadi gemuk juga. Itu sangat besar!
Orang-orang yang mempengaruhi kita dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok:
Yang dekat - teman dan keluarga terdekat. Kita meniru kebiasaan orang-orang yang paling dekat dengan kita.
Banyaknya - kita memiliki kecenderungan untuk berbaur dengan seluruh kelompok dan melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan (bahkan jika kita tidak mengenal mereka). Dalam banyak situasi, kita lebih memercayai pendapat kelompok daripada pendapat kita sendiri.
Yang kuat - kita meniru orang yang lebih kuat dari kita. Karena kita ingin seperti mereka, kita cenderung meniru kebiasaan mereka. Juga, kita menghindari perilaku yang akan menurunkan status kita.
How to find and fix the causes of your bad habits
“The key to finding and fixing the causes of your bad habits is to reframe the associations you have about them.”
Semua keinginan berasal dari motif utama kita. Beberapa di antaranya adalah:
- Menghemat energi
- Dapatkan makanan dan air
- Mengurangi ketidakpastian
- Raih status dan prestise
Jika Anda memikirkan kebiasaan buruk Anda, mereka semua memiliki salah satu motif yang mendasarinya. Sebagai contoh:
- Terhubung dan terikat dengan orang lain = menjelajah Facebook
- Menangkan penerimaan dan persetujuan sosial = posting di Instagram
Artinya, jika Anda menentukan motif yang mendasari kebiasaan buruk Anda, Anda dapat menggantinya dengan yang lebih baik.
Third Law : Make it Easy
Walk slowly, but never backward
“We are so focused on figuring out the best approach that we never get around to taking action.”
Niat tidak akan cukup. Satu-satunya cara untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan adalah dengan mengambil Action.
Satu-satunya cara untuk menjadi ahli dalam fotografi adalah dengan memotret sebanyak-banyaknya.
Satu-satunya cara untuk menjadi fit adalah dengan berolahraga. Membaca tentang latihan baru atau program diet tidak akan secara ajaib membuat anda fit.
Kita tidak harus melakukan big action, progress kecil setiap hari sudah cukup untuk membantu kita mencapai goal, asalkan kita dengan konsisten melakukan action tersebut
Banyak orang bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk kebiasaan baru? Pertanyaannya yang lebih tepat adalah, "Berapa banyak pengulangan yang diperlukan untuk membentuk kebiasaan baru?" Tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan tersebut, karena semakin sering kita mengulangi suatu action tersebut, semakin akan menjadi otomatis habit itu. Tidak ada angka ajaib yang harus diperjuangkan; namun, setelah kurang lebih 40-50 pengulangan, hal tersebut akan menjadi sangat otomatis.
The law of least effort
Untuk meningkatkan kemungkinan kita dalam membentuk kebiasaan baru, kita harus membuatnya semudah mungkin. Buat lingkungan yang bisa membantu kita melakukan action. Setiap action membutuhkan energi. Jadi, mengurangi energi yang dibutuhkan akan meningkatkan peluang Anda menyelesaikan action baru.
Fourth Law : Make it Satisfiying
The cardinal rule of behavior change
“A habit needs to be enjoyable for it to last.”
Aturan ke empat tentang behaviour change adalah : Buat hal tersebut menyenangkan dan memuaskan.
Kuncinya adalah memahami kepuasan instan yang sesaat menjadi hal yang terpenting. Otak kita bekerja dengan cara menaruh ekspektasi untuk mendapatkan hasil yang instan, bukan untuk mendapatkan sesuatu di masa mendatang.
Mempunyai pola makan yang sehat akan terlihat hasilnya dikemudian hari, namun kita akan mendapatkan kepuasan instan dengan makan makanan yang enak saat ini.
Merokok juga demikian, hal ini akan merugikan kita dikemudian hari, namun karena kita mendapatkan kenikmatan seaat saat itu juga, susah buat kita untuk membendungnya.